}

Selasa, 21 April 2015

filosofi Ujian Nasional (UN) dalam hidup ku

Aku semakin mendekati hari itu.
Ya, hari mematikan itu.
Aku seperti terhanyut oleh semua godaan yang menyelimutiku belakangan ini.
Padahal hari mematikan itu semakin mendekati ku.
Bahkan, jika hari itu sudah berakhir aku tidak tahu sanggup menjalaninya atau tidak.
Aku seperti sedang terjatuh, ya terjatuh
Masuk kedalam lubang yang bahkan aku tidak tahu seberapa dalam
Aku semakin mendekati lubang besar itu
Semakin semakin dan semakin dekat lalu, orang sekitarku pergi meninggalkan aku
Sampai pada saatnya.
Ya, aku pun terjatuh ke dalam lubang mengerikan itu, sendirian pastinya.
Menakutkan dan aku sendirian, rasa jatuhnya membuat seluruh peredaran darahku rasanya berhenti,
Aku tidak bisa merasakan denyut jantungku sendiri saking mengerikan rasa jatuh kedalam lubang itu.
Lubang itu begitu dingin, menakutkan, dan hati ku sangat gelisah.
Ya, gelisah... aku hanya bisa menerka nerka.
Didasar yang aku sentuh nanti aku akan mati karena dasarnya penuh batu dan membuat tulang&kepala ku remuk atau aku akan tertangkap ke dalam air yang akan menyelamatkan nyawaku, atau dibawah sana penuh dengan orang orang yang aku kasihi dan sudah mempersiapkan kejutan untuk menyelamatkanku.
Semua itu hanya kegelisahan hatiku yang menerka nerka apa yang terjati nanti.
aku jatuh kelubang sama seperti aku menjalani UN 4hariku.
Aku di dasar sama seperti saat dimana aku tahu hasil UN ku.
Aku takut, tolong aku.
Tolong? Aku tidak tahu sedang minta tolong pada siapa.
Jelas jelas semua meninggalkan ku begitu aku jatuh ke sumur.
Yaa, aku pusing dan sepertinya ini akan semakin ngewur saja.
Sekian wassalam.